 |
| dokumentasi |
Jln. K.H. Abdullah bin Nuh (KabarCianjur) - Aksi unjuk rasa menolak kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) kembali berlangsung di Cianjur, Rabu (14/3). Kali ini datang dari aktivis mahasiswa yang tergabung dalam Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Cianjur. Puluhan aktivis mahasiswa tersebut mendatangi kantor DPRD Cianjur untuk menyampaikan aspirasinya menolak kenaikan harga BBM, karena dianggap menyengsarakan rakyat kecil.
Sebelum sampai ke gedung DPRD Cianjur di Jalan K.H. Abdullah bin Nuh para mahsiswa sempat menghadang mobil mewah yang baru saja mengisi BBM di sebuah Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU). Namun aksi mereka tidak berlangsung lama setelah aparat kepolsian yang mengawal aksi membubarkan tindakan para mahasiswa.
Mendapatkan hadangan dari apara kepolisian para mahasiswa melanjutkan perjalanan dengan long march menuju gedung DPRD Cianjur. Sesampainya di gedung wakil rakyat tersebut, lagi-lagi mereka melakukan aksi serupa dengan menghadang sebuah mobil berplat merah. Bentuk aksi tersebut dikemukan koordinator aksi Amrozi, sebagai bentuk kekesalan terhadap kebijakan pemerintah yang akan diberlakukan per 1 April mendatang yakni menaikkan harga BBM.
"Ini sebuah kebijakan yang hemat kami merupakan bentuk arogansi pemerintah. Kebijakan tersebut hanya akan menambah beban masyarakat. Untuk itulah secara tegas kami menolak kenaikan harga BBM. Kalau pemerintah tetap pada keputusannya, kami lantang dan tegas meminta agar SBY-Boediono mundur dari jabatannya," katanya.
Aksi mahasiswa yang menolak rencana pemerintah menaikkan harga BBM itu akhirnya mendapatkan simpati dari anggota DPRD Cianjur salah satunya dari fraksi Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Jimmi Perkasa Has yang turut angkat bicara. Mereka sepakat menolak kebijakan pemerintah untuk menaikkan harga BBM.
"Kami juga menolak kebijakan pemerintah yang akan menaikkan harga BBM yang rencananya akan berlaku per 1 April mendatang," kata Jimmi Perkasa Has yang juga menjabat Ketua Komisi IV DPRD Cianjur (KC-02)***.
Sebelum sampai ke gedung DPRD Cianjur di Jalan K.H. Abdullah bin Nuh para mahsiswa sempat menghadang mobil mewah yang baru saja mengisi BBM di sebuah Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU). Namun aksi mereka tidak berlangsung lama setelah aparat kepolsian yang mengawal aksi membubarkan tindakan para mahasiswa.
Mendapatkan hadangan dari apara kepolisian para mahasiswa melanjutkan perjalanan dengan long march menuju gedung DPRD Cianjur. Sesampainya di gedung wakil rakyat tersebut, lagi-lagi mereka melakukan aksi serupa dengan menghadang sebuah mobil berplat merah. Bentuk aksi tersebut dikemukan koordinator aksi Amrozi, sebagai bentuk kekesalan terhadap kebijakan pemerintah yang akan diberlakukan per 1 April mendatang yakni menaikkan harga BBM.
"Ini sebuah kebijakan yang hemat kami merupakan bentuk arogansi pemerintah. Kebijakan tersebut hanya akan menambah beban masyarakat. Untuk itulah secara tegas kami menolak kenaikan harga BBM. Kalau pemerintah tetap pada keputusannya, kami lantang dan tegas meminta agar SBY-Boediono mundur dari jabatannya," katanya.
Aksi mahasiswa yang menolak rencana pemerintah menaikkan harga BBM itu akhirnya mendapatkan simpati dari anggota DPRD Cianjur salah satunya dari fraksi Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Jimmi Perkasa Has yang turut angkat bicara. Mereka sepakat menolak kebijakan pemerintah untuk menaikkan harga BBM.
"Kami juga menolak kebijakan pemerintah yang akan menaikkan harga BBM yang rencananya akan berlaku per 1 April mendatang," kata Jimmi Perkasa Has yang juga menjabat Ketua Komisi IV DPRD Cianjur (KC-02)***.
