 |
| Direktur LBH Cianjur Adi Supriadi (kiri) melaporkan pemukulan yang menimpanya saat aksi demo menolak BBM di depan gedung DPRD Cianjur ke Propam Polres Cianjur |
Jln. Suroso (KabarCianjur) - Diantar oleh Ketua Yayasan Lembaga Bantuan Hukum Cianjur (YLBHC), O. Suhendra dan jajaran pengurus YLBHC, Direktur LBHC, Adi Supriadi melaporkan peristiwa pemukulan yang menimpanya saat aksi demo menolak kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) didepan gedung DPRD Cianjur ke Propam Polres Cianjur, Selasa (20/3) sekitar pukul 11.00 WIB.
Saat datang Adi diterima penyidik Propam Bambang dan menyarankan untuk menghadap Kasat Sabhara Polres Cianjur, AKP Pardianto. Dalam pertemuan tersebut, Kasat Sabhara menyarankan agar persolan pemukulan itu diselesaikan dengan jalan musyawarah.
"Dalam pertemuan tadi memang Kasat Sabbhara menyarankan untuk menempuh musyawarah dan saling memaafkan. Tapi semua itu juga menunggu Kepala bagian Operasional (kabag Ops) AKP Gatot Satrio Utomo," kata Adi, Selasa (20/3).
Menurut Adi, nantinya kalau dilakukan musyawarah akan dipertemukan antara pelaku dan dirinya serta dijembatani oleh Kabag Ops dan Kasat Sabhara. "Kita lihat saja nanti perkembangannya, kita menunggu saja. Intinya saya sudah berupaya melaporkan apa yang menimpa saya, tapi belum bisa dilayani," katanya.
Sementara itu Ketua YLBHC, O. Suhendra yang mendampingi Adi Supriadi mengatakan, pihaknya tidak mempermasalahkan kalau persoalan itu diselesaikan dengan jalan musyawarah. Hanya saja semua itu dikembalikan kepada korban.
"Kita tidak masalah, mau tetap dilanjutkan melapor atau memilih musyawarah. Kita terbuka untuk itu, keputusan ada ditangan korban sendiri. Apalagi persoalan ini sudah menjadi konsumsi media," paparnya.
Seperti diberitakan, aksi baku hantam mewarnai aksi demo menolak kenaikan BBM di depan gedung DPRD Cianjur, Senin (19/3). Direktur LBH Cianjur Adi Supriadi yang turut dalam aksi mendapatkan bogem mentah dari aparat ketika akan mencoba masuk kedalam ruangan paripurna yang dijaga aparat kepolisian.
Akibatnya, kepala aktivis itu menderita luka memar bekas terkena pukulan aparat. Adi sempat mengaku pusing atas luka yang dideritanya. Malamnya dia dilarikan ke RSUD Cianjur untuk menjalani visum et repertum dan pengobatan (KC-02)***.
Saat datang Adi diterima penyidik Propam Bambang dan menyarankan untuk menghadap Kasat Sabhara Polres Cianjur, AKP Pardianto. Dalam pertemuan tersebut, Kasat Sabhara menyarankan agar persolan pemukulan itu diselesaikan dengan jalan musyawarah.
"Dalam pertemuan tadi memang Kasat Sabbhara menyarankan untuk menempuh musyawarah dan saling memaafkan. Tapi semua itu juga menunggu Kepala bagian Operasional (kabag Ops) AKP Gatot Satrio Utomo," kata Adi, Selasa (20/3).
Menurut Adi, nantinya kalau dilakukan musyawarah akan dipertemukan antara pelaku dan dirinya serta dijembatani oleh Kabag Ops dan Kasat Sabhara. "Kita lihat saja nanti perkembangannya, kita menunggu saja. Intinya saya sudah berupaya melaporkan apa yang menimpa saya, tapi belum bisa dilayani," katanya.
Sementara itu Ketua YLBHC, O. Suhendra yang mendampingi Adi Supriadi mengatakan, pihaknya tidak mempermasalahkan kalau persoalan itu diselesaikan dengan jalan musyawarah. Hanya saja semua itu dikembalikan kepada korban.
"Kita tidak masalah, mau tetap dilanjutkan melapor atau memilih musyawarah. Kita terbuka untuk itu, keputusan ada ditangan korban sendiri. Apalagi persoalan ini sudah menjadi konsumsi media," paparnya.
Seperti diberitakan, aksi baku hantam mewarnai aksi demo menolak kenaikan BBM di depan gedung DPRD Cianjur, Senin (19/3). Direktur LBH Cianjur Adi Supriadi yang turut dalam aksi mendapatkan bogem mentah dari aparat ketika akan mencoba masuk kedalam ruangan paripurna yang dijaga aparat kepolisian.
Akibatnya, kepala aktivis itu menderita luka memar bekas terkena pukulan aparat. Adi sempat mengaku pusing atas luka yang dideritanya. Malamnya dia dilarikan ke RSUD Cianjur untuk menjalani visum et repertum dan pengobatan (KC-02)***.
