Iklan

iklan

Pontren Al Hikmatujin, Terkesan Seram Tapi Ramah

Sunday, March 18, 2012 | 7:49:00 PM WIB Last Updated 2012-03-19T03:29:15Z
K.H. Abah Jin
KabarCianjur - SEPINTAS mendengar namanya, terbayang gambaran menakutkan. Pada hal sebenarnya jauh dari kesan angker atau menakutkan. Demikianlah sedikit gambaran terhadap sosok K.H. Abah Jin salah satu pimpinan Pondok Pesantren Al Hikmatujin di Kampung Duren, Desa Mulyasari, Kecamatan Cilaku, Kabupaten Cianjur.
Menurut kyai yang akrab di sapa Abah ini, nama Jin diambil dari nama orang tuanya almarhum K.H. Abdul Wajjin yang merupakan pendiri Pesantren Al Hikamtujin. "Tidak menutup kemungkinan orang yang pertama mendengar atau mengetahui nama pesantren kami ada kesan lain yang berkaitan dengan mahkluk halus. Tapi ini sebenarnya jauh dari kesan itu, hanya sebuah nama," kata K.H. Abah Jin saat ditemui seusai haol Mama K.H. Abdul Wajjin di pesantrennya, Minggu (18/3).
Keberadaan pesantren Al Hikmatujin berdiri sekitar tahun 1932 silam. Awalnya bernama Al Mursalin yang mengambil nama dari kakeknya K.H. Al Mursalin. Hanya saja setelah wafat dan dilanjutkan oleh anaknya K.H. Abdul Wajjin nama pesantren sikitar tahun 1980 di ganti menjadi Al Hikmatujin.
"Mudah-mudahan saja, tidak ada penggantian lagi. Ini sudah menjadi kesepakatan dengan kami. Kami selalu kompak dalam memajukan pesantren ini," kata Abah Jin.
Ada empat anak dari K.H. Abdul Wajjin yang saat ini megurus Pondok Pesantren dengan tugas masing-masing. Ke empat generasi penerus tersebut diantaranya K.H. Abah Jin, Aa H. Yasin Al Alawi Zaelani,Syech Haji Doa Pamungkas dan Aang Ayi Sirojil Wahaji.
Berkat kegigihanya untuk memajukan Pesantren Al Hikmatujin dibantu dengan ketiga adiknya, hingga saat sudah menorehkan alumni santri ribuan yang tersebar dipenjuru nusantara. Nama Abah jin tidak hanya lagi dikenal oleh masyarakat sekitar, tapi juga sudah menyebar ketingkat pejabat di tanah air. Beberapa tokoh ternama saaat ini setidaknya pernah datang untuk bersilaturahmi.
Menurut K.H. Abah Jin, pesantren yang dipimpinya mengedepankan silaturahmi dalam mengembangkan pendidikan bagi para santri. Untuk menunjang itu semua dibentuklah Satgab (Satuan Gabungan) yang bertugas menjalin komonikasi tidak hanya dengan para santri tapi masyarakat secara luas.
Berbagai kegiatan yang saat ini dilakukan adalah pengajian harian, mingguan, bulanan dan tahunan. Pengajian harian ditujukan kepada para santri. Pelajaran yang diberikan diantaranya mengaji kitab kuning seperti ilmu fikih, safinah, fatul muin, alfiah, jurumiyah dan lainya.
"Selain itu anak santri didik untuk tirakat atau berpuasa, menahan lapar artinya para santri agar bisa menyadari bahwa mereka pernah merasa lapar sehingga bisa menumbuhkan kepedulian bagi masyarakat lainya yang mengalami hal yang sama," katanya.
Selain mendidik santrinya, K.H. Abah Jin ternyata juga merupakan ahli hikmah. Sehingga tidak sedikit masyarakat dan kalangan pejabat dari penjuru nusantara datang untuk meminta bantuan pihaknya.
"Kita juga membantu para masyarakat yang kurang mampu untuk pengobatan secara air doa, ini merupakan kegiatan diluar mendidik para santri," tandasnya (KC-02)***.
Komentar
komentar yang tampil sepenuhnya tanggung jawab komentator seperti yang diatur UU ITE
  • Pontren Al Hikmatujin, Terkesan Seram Tapi Ramah

Trending Now

Iklan

iklan