Iklan

iklan

Demi Operasi Anak, Rela Terjerat Rentenir

Monday, April 16, 2012 | 9:45:00 AM WIB Last Updated 2012-04-16T03:05:06Z
(KabarCianjur) - PENGHASILANYA sebagai penjual martabak di kampung, dirasakan tidak mencukupi untuk memenuhi kebutuhannya sehari-hari. Apalagi kalau harus mengeluarkan biaya yang cukup besar untuk biaya operasi anak keempatnya yang terlahir tidak memiliki anus. Jalan satu-satunya hanya mencari pinjaman baik ketetangga atau orang lain walau pinjaman tersebut akhirnya sangat memberatkan. Namun demi anak, terpaksa semua itu dilakukan.
Demikian paling tidak yang dialami dan diraskan oleh pasangan suami istri M. Ayi Iskandar (33) dan Evi Rahmawati (30) warga Kp. Senin RT 04/RW 02, Ds. Nyalindung, Kec. Cugenang, Kab. Cianjur. Anak bungsunya Mohammad Yajid Bustomi yang terlahir tanpa anus memerlukan biaya besar untuk operasi pembuatan anus. Terpaksa mereka menghutang untuk menutup biaya rumah sakit.
"Sampai saat ini kami masih menyiskan banyak hutang. Setiap hari ada yang datang kerumah untuk menagih hutang. Terpaksa kami gali lobang tutup lobang, sebab pendapatan kami dari menjual martabak hanya bisa untuk biaya makan," kata M. Ayi Iskandar saat ditemui dirumahnya, Minggu (14/4).
Dia mengaku, dalam sehari harus membayar hutang ke koperasi simpan pinjam (Kosipa) yang colectornya setiap hari datang kerumah. Tidak jarang colector tersebut bertindak kurang ramah dalam menagih hutang. Dia mengaku hanya bisa pasrah jika saat kedtangan colector belum memiliki uang untuk membayar cicilan hutang.
"Dalam sehari saya harus membayar Rp 45 ribi ke kosipa. Belum lagi yang nagih setiap hari senin sebesr Rp 215 ribu, hari Selasa Rp 75 ribu, hari Rabu sebesar Rp 75 ribu dan hari Kamis sebesr Rp 180 ribu, serta hari Sabtu sebesar Rp 35 ribu. Saya sekarang lagi benar-benar susah, saya hanya ingin anak saya bisa normal seperti anak-anak lainya," harapnya sambil meneteskan air mata.
Pihaknya sangat membutuhkan bantuan dari pemerintah dan pihak manapun juga agar anaknya yang saat ini harus segera menjalani operasi bisa dilaksanakan. Karena dia kawatir kalau tidak segera dilakukab akan terjadi kemungkinan buruk yang akan menimpa anak bingsunya.
"Saya hanya ingin anak saya bisa hidup normal, bagaimanapun caranya. Kasihan dia saat ini kondisinya sering sakit-sakitan," harapnya (KC-02)***.
Komentar
komentar yang tampil sepenuhnya tanggung jawab komentator seperti yang diatur UU ITE
  • Demi Operasi Anak, Rela Terjerat Rentenir

Trending Now

Iklan

iklan