 |
| Sumber Foto : liputan6.com |
CUGENANG (KC) Dua desa di Kecamatan Cugenang terisolasi setelah jembatan penghubung satu-satunya sepanjang 12 meter runtuh diterjang air bah setinggi tiga meter. Tidak ada korban jiwa dalam peristiwa tersebut, namun akses terhadap dua desa, yakni Galudra dan Nyalindung tertutup, Senin (7/5). Warga kesulitan beraktivitas sedangkan roda perekonomian terhenti.
Seperti diberitakan liputan6.com Peristiwa tersebut berawal ketika menjelang tengah malam. Hujan deras mengguyur wilayah tersebut mengakibatkan debit air Sungai Lebak Koneng di bawah Jembatan Lebak Senen meluap hingga setinggi tiga meter.
Fondasi jembatan yang telah berumur 20 tahun itu tidak kuat menahan hantaman air sehingga runtuh menjelang tengah malam. "Kami mendapat laporan tengah malam dari warga, perihal ambruknya jembatan tersebut. Faktor fondasi usia jembatan yang telah uzur dan kerasnya hantaman air dari hulu, membuat jembatan ambruk. Tidak ada korban jiwa dalam peristiwa tersebut," kata Kepala Desa Nyalindung Eman Sulaeman.
Dia menjelaskan, jembatan tersebut akses satu-satunya menuju dan ke luar dari Desa Nyalindung dan Galudra, yang terletak di bawah kaki Gunung Gede. Meski ada jalur alternatif untuk ke luar dari wilayah tersebut, jarak tempuh yang dibutuhkan cukup panjang.
"Ada jalur alternatif, tapi tidak efektif karena selain landasan jalan masih tanah, jarak tempuh yang dibutuhkan untuk sampai ibu kota Kecamatan Cugenang, bisa berjam-jam," katanya.
Eman berharap, Pemkab Cianjur segera membangun kembali jembatan tersebut. Pasalnya, saat ini roda perekonomian masyarakat yang sebagian besar bertani di desa itu tidak dapat berjalan. Bahkan, ratusan siswa sekolah kesulitan untuk sampai sekolah yang terletak di luar wilayah tersebut.
"Untuk usia sekolah SMP dan SMA, hari ini terpaksa tidak masuk sekolah karena jembatan yang biasa mereka lalui ambruk. Harapan kami ada jembatan darurat untuk dilalui orang agar aktivitas warga dapat berjalan," katanya.(Ant/ULF/KC06)
