CIANJUR[KC],- Kasus hilangnya lembaran besar hasil penghitungan suara (C1 plano) dalam Pileg 9 April 2014 oleh KPUD Cianjur, hari ini (15/10) mulai disidang oleh Dewan Kehormatan Penyelenggara Pemilu (DKPP). Agendanya, penyampaian gugatan oleh Wawan Setiawan selaku pengadu dan pemeriksaan terhadap 5 anggota KPU Jawa Barat, Yayat Hidayat, Ferdhiman P Bariguna, Endun Abdul Haq, Nina Yuningsih dan Agus Rustandi, masing-masing ketua dan anggota KPU Jawa Barat selaku teradu, dan terhadap 5 Anggota KPUD Cianjur masing-masing Anggy Shofia Warny, Kusnadi, Baban Marhaenda, Hilman Wahyudi, Selly Nurdinah selaku teradu.
Dalam sidang dugaan pelanggaran kode etik KPU Jawa Barat dan KPU Cianjur yang dipimpin langsung Ketua DKPP, Jimly Asshiddiqie dengan anggota Ida Budhiati serta Valina Singka Subekti, terungkap C1 plano itu diketahui hilang setelah ada perintah KPU Provinsi untuk menghitung ulang hasil pemilihan caleg DPRD Jawa Barat Se-Kecamatan Cianjur. C1 plano yang hilang sebanyak 107 lembar, selain itu pengadu menilai KPUD Cianjur tidak mematuhi rekomendasi Bawaslu untuk melakukan penghitungan ulang berdasarkan c1 plano.
Menurut Wawan, dirinya mengadu ke DKPP untuk mendapatkan keadilan, setelah melihat adanya kelalaian dalam menjaga dokumen negara yang dilakukan para teradu. Sehingga banyak berkas hasil pemilihan yang dinyatakan hilang.
“Saya menyadari Putusan MK itu final dan mengikat. Jadi tidak bisa diutak-atik. Tapi saya ingin mencari keadilan. "mudah-mudahan di sini, DKPP, dapat kemenangan, selain itu jika putusan DKPP yang akan diputuskan minggu depan memutuskan memberikan sanksi terhadap penyelenggara pemilu, saya akan PTUN kan KPU” katanya.
Sebelumnya yang bersangkutan sudah ditetapkan oleh KPU Jawa Barat sebagai caleg terpilih. Namun harapan tersebut pupus setelah Mahkamah Konstitusi (MK) mengeluarkan putusan penghitungan ulang yang kemudian merembet pada pembatalan kemenangan Wawan. [KC.01]***
