Iklan

iklan

Warem di Puncak Tanpa Pelayan Seksi

Monday, October 13, 2014 | 4:01:00 AM WIB Last Updated 2014-10-12T22:50:36Z
CIANJUR, [KC].- Sebanyak 40 warung remang-remang disepanjang Jalan Raya Puncak Desa Ciloto Kecamatan Cipanas menanda tangani kesepakatan bersama untuk tidak menjajakan dagangannya dengan menggunakan pelayan seksi. Kesepakatan bersama tersebut digagas Kepala Desa Ciloto Kecamatan Cipanas, Tjutju Hidajat.
Dikatakan Tjutju, inisiatif untuk menata warung yang selama ini identik dengan wanita berdandan seksi tersebut tidak terlepas dengan banuaknya laporan dari masyarakat yang diterimanya. Atas dasar itulah ia mengambil inisitaif dan berkoordinasi dengan Pemkab Cianjur melalui Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP).
"Kita hanya menata, bukan melegalkan bangunan warungnya. Kalau bangunannya sampai kapanpun kita tidak akan memberikan ijin. Karena berada didaerah sembadan jalan," kata Tjutju saat dihubungi, MInggu (12/11/14).
Tjutju menegaskan, dalam kesepakatan bersama yang dibuat oleh pemilik warung tersebut juga menyebutkan bahwa warung mereka siap dibongkar jika pemerintah melakukan penertiban. Para pemilik warung menyadari kalau bangunan warungnya berada ditempat yang tidak dibolehkan.
"Dalam kesepakatan itu, para pedagang juga sepakat tidak menjajakan jajanan yang terlarang seperti miniman keras. Pelayannya juga harus sopan, tidak seronok," kata Tjutju.
Dalam melakukan pembinaan terhadap pemilik warung remang-remang, Tjutju membagi tiga kelompok pedagang. Masing-masing kelompok bertanggungjawab dan selalu mengingatkan anggotanya atas kesepakatan yang telah dibuat.
"Kelompok pertama pedagang di depan Puncak Pass, kedua kelompok pinggir Puncak Pass dan kelompok ketiga berada di tikungan bata. Kelompok ini bertanggungjawab, jika ada anggotanya melanggar, mereka siap dibongkar," katanya.
Tjutju tidak menampik, selama ini warung-warung disepanjang Jalan Raya Puncak selalu identik dengan perempuan berdandan seksi. Sehingga tidak bisa dipungkiri kalau dibalik warung tersebut ada transaksi seksual yang dilakukan pengunjung.
"Ya itu dulu memang begitu, tapi tidak dilokasi, kalaupun ada transaksi esek-esek biasanya dibawa keluar. Dengan penataan ini kita ingin menghilangkan kesan itu. Tidak harus menyuguhkan pelayan seksi saja, saya rasa mereka berjualan laku, karena masih dibutuhkan," tegasnya.
Seorang pemilik warung di Jalan Raya Puncak yang minta tidak disebutkan identitasnya, mengaku mengalami penurunan penjualan pasca ada kesepakatan bersama. Ia mengaku selama ini warungnya banyak dikunjungi karena tidak terlepas dengan adanya pelayan seksi. Namun ia yakin kondisi itu tidak akan berlangsung lama.
"Kalau dibilang sekarang sepi, memang agak sepi. Pelayan saya berhenti, setelah ada kesepakatan itu. Tapi saya tetap yakin tanpa pelan seksipun warung akan laku. Ini sudah menjadi komitmen kami bersama. Yang penting jualan laku dan untung dari pada dibongkar," katanya [KC-02]**.


Gambar hanya ilustrasi
Sent from my BlackBerry® smartphone from Sinyal Bagus XL, Nyambung Teruuusss...!










Komentar
komentar yang tampil sepenuhnya tanggung jawab komentator seperti yang diatur UU ITE
  • Warem di Puncak Tanpa Pelayan Seksi

Trending Now

Iklan

iklan