CIANJUR, [KC].- Akibat cuaca buruk yang terus berlarut-larut, puluhan nelayan di seputaran pantai Jayanti Cidaun terpaksa
harus beralih profesi menjadi buruh serabutan. Kondisi tersebut sedang
berlangsung sejak dua bulan silam dan diperkirakan baru akan membaik hingga
bulan Oktober mendatang.
Sekretaris Forum Musyawarah Nelayan
Jayanti (FMNJ) Nurjaman mengatakan, alih profesi yang dilakukan puluhan
nelayan itu terpaksa dilakukan untuk menyambung kebutuhan hidup mereka.
Akibat cuaca buruk, hasil tangkapan menurun drastis dan tidak mencukupi
kebutuhan.
"Kondisi normal dalam sekali melaut nelayan itu bisa
mendapatkan hasil tangkapan ikan mencapai satu kwintal lebih. Saat ini
paling banter hanya mendapatkan tangkapan sekitar 10 kilogram, itupun
harga jualnya murah," kata Nurjaman saat dihubungi, Selasa (10/3/2015).
Tidak
hanya masalah hasil tangkapan, masalah waktu juga menjadi berkurang.
Karena cuaca tidak bersahabat, nelayan hanya mampu melaut sekitar tiga
jam. Pada kondisi normal nelayan bisa seharian melakukan penangkapan
ikat.
"Kalau dipaksakan melaut sangat berbahaya terhadap
keselamatan. Paling beberapa jam melaut sudah sandar kembali. Melihat
situasi, kami para nelayan sudah faham, mana saat kita harus melaut dan
mana harus sandar," katanya.
Hingga saat ini dari 100 lebih kapal
nelayan yang biasanya melaut, dalam sehari paling hanya ada dua kapal.
Sisanya bersandar menunggu cuaca membaik. Para pemilik kapal lebih
memilih beralih profesi untuk menutup kebutuhan sehari-hari.
"Banyak
yang beralih profesi seperti menjadi buruh serabutan, buruh bangunan,
menggembala kambing dan sebagian memanfaatkan untuk memperbaiki
perlengkapan melaut. Ini terpaksa kami lakukan, karena kalau dipaksakan
melaut tidak akan mencukupi hasilnya," tegas Nurjaman.
Diakui
Nurjaman, akibat buruknya cuaca hingga membuat para nelayan tidak
melaut, untuk memenuhi kebutuhan sejumlah nelayan terpaksa menjual
barang-barang rumah tangganya. Bahkan ada diantaranya yang sampai
meminjam uang kepada rentenir.
"Terpaksa ada juga yang sampai
pinjam uang ke rentenir, ini kondisi yang terjadi dan menimpa kami para
nelayan. Kami hanya berharap ada solusi dari pemerintah yang ditawarkan
kepada kami para nelayan dalam menghadapi musim paceklik seperti ini,"
harap Nurjaman [KC-02]**.
Comments0
Terima Kasih atas saran, masukan, dan komentar anda.