Berbagai atraksi barongsai ditampilkan. Mereka seperti ingin menunjukkan bahwa keberadaan kesenian barongsoai tidak hanya milik warga keturunan saja. Sejumlah warga lainnya juga larut memainkan kesenian barongsai yang sangat identik dengan ular naga itu.
Terlihat salah satu barongsai dimainkan oleh sejumlah anggota TNI. Mereka terlihat piawai meliuk liukan "naga" yang berwarna warni itu. Alunan tetabuhan menambah semakin atraktifnya permainan kesenian barongsai.
"Sengaja kami sekeluarga datang kesini Jalan Raya HOS Cokroaminoto untuk melihat kesenian barongsai. Jarang kita bisa melihat seperti ini, sekalian untuk hiburan sambil bawa anak," kata Maryamah (30) seorang ibu muda yang datang dari Keluraha Sawah Gede Cianjur.
Ia datang bersama seorang anak semata wayangnya. Mereka terlihat sangat senang menyaksikan berbagai pertunjukan barongsai tersebut. "Sangat senang anak saya, mungkin karena jarang dan baru kali ini dilihatnya secara langsung," katanya.
Hal yang sama juga diungkapkan oleh Jamal (35), sambil menggendong anaknya di atas bahu, Jamal juga terlihat serius menyaksikan tarian barongsai. Meski harus berdesak-desakan dengan warga lainnya, ia mengaku bisa menikmati suguhan pawai barongsai.
"Tidak setiap hari ini, mumpung liburan, makanya sengaja datang untuk menyaksikan pawai barongsai. Saya tidak mengira bisa seramai ini, ternyata antusiasme warga sangat tinggi, mereka berdesak-desakan untuk menonton. Ini hiburan yang sangat menarik dan jarang ditemui," katanya.
Terpisah Panitia Perayaan Cap Gomeh Sutardi mengatakan bahwa perayaan Cap Gomeh bukan hanya milik komunitas masyarakat Tionghoa, tetapi milik masyarakat semua, khususnya masyarakat Cianjur. "Tanpa dukungan masyarakat, perayaan Cap Gomeh tidak akan meriah setiap tahunnya," kata pria yang akrab disapa Ko Atat itu [KC-02]**.
