CIANJUR, [KC].- Meski Undang-Undang Nomor 4 tahun 1997 tentang penyandang cacat, mengamatkan adanya quota 1 % bagi difabel setiap 100 tenaga kerja di perusahaan, faktanya tidak demikian. Akses jaminan kerja terhadap kaum difabel dirasakan masih sangat minim.
Hal ini dikatakan Bakal Calon Bupati Cianjur Herman Suherman ketika mengunjungi kaum difabel di Pondok Pesantren “Lemahsari”, Kampung Lemahsari Desa Pasawahan Kecamatan Takokak Cianjur, Minggu (4/12/2015).
Menurut kang Herman panggilan akrabnya, wirausaha menjadi pilihan yang tepat buat kaum difabel, jika quota 1 % bagi difabel setiap 100 tenaga kerja di perusahaan belum maksimal. "Untuk itu, saya harus bisa memberikan dukungan berupa sarana dan prasarana termasuk pelatihan ketrampilan, seminar dan pelatihan wirausaha," katanya.
Herman memaparkan, setiap kaum difabel mempunyai potensi dan minat yang bisa digali dan dikembangkan bila mereka mendapat pelatihan, seminar dan bimbingan serupa. Dengan adanya program terpadu mereka tentunya dapat terus dibina sehingga mereka mampu untuk menbuka usaha sendiri. “Ataupun membentuk usaha kelompok yang kesemuanya tergantung dari situasi dan kondisi di lapangan,” tegasnya.
Dia menerangkan, dengan adanya peluang untuk berwirausaha, maka mereka tidak lagi bergantung terhadap lowongan pekerjaan disebuah perusahaan, tetapi bisa menciptakan lapangan kerja sendiri buat mereka sesuai dengan keahlia masing-masing.
Herman menambahkan, banyak contoh kaum difabel yang tetap berprestasi, berkarya. Tak hanya itu, bisa memberikan sumbangsih bagi anak negeri, ditengah keterbatasan fisik mereka dan tidak mengandalkan mencari pekerjaan ditempat lain, melainkan membuka usaha sendiri. “Bahkan melakukan kegiatan sosial kemanusiaan di bidang pendidikan,” paparnya.
Andriana (28), salah satunya, guru di Pondok Pesantren “Lemahsari”,. Ditengah keterbatasan fisik bisa mengajar di Ponpes dan di Madrasah Aliyah. “Ini merupakan bentuk nyata dari kaum difabel. Meski cacat fisik tetapi mampu mandiri,” imbuhnya.
Untuk memperkuat ekonomi Andriana, diperlukan sarana dan prasarana termasuk pelatihan ketrampilan, dan pelatihan wirausaha untuk kelangsungan hidup. “Ini yang saya pikirkan, mudah-mudahan kalau jadi bupati, kaum difabel menjadi salah satu agenda prioritas untuk diberdayakan di bidang wirausaha,” imbuhnya [KC-02/dak]**.
Trending Now
-
Telah disadari bersama bahwa saat ini pendidikan sudah menjadi kebutuhan bagi umat manusia, hal ini disebabkan oleh semakin meningkatnya...
-
K.H. Abah Jin Kabar Cianjur - SEPINTAS mendengar namanya, terbayang gambaran menakutkan. Pada hal sebenarnya jauh dari kesan angker ata...
-
CIANJUR, [KC].- Dinas Pengelolaan Sumber Daya Air dan Pertambangan (PSDAP) Kabupaten Cianjur melayangkan surat himbauan kepada enam perusaha...
-
CIANJUR,[KC],- Sekolah Menengah Kejuruan Islam Terpadu (SMKIT) Nurul Huda telah menjalin kerjasama melalui Naskah Kesepakatan Bersama denga...
-
CIANJUR, (KC).- Pemahaman dan pengamalan tiga pilar budaya Cianjur Ngaos, Mamaos dan Maenpo secara mendalam akan menentukan sikap moral bang...