Iklan

iklan

Herman Dorong Kaum Difabel Miliki Kesempatan Dalam Dunia Kerja

Sunday, April 12, 2015 | 8:40:00 PM WIB Last Updated 2015-04-12T13:40:04Z
CIANJUR, [KC].- Meski Undang-Undang Nomor 4 tahun 1997 tentang penyandang cacat, mengamatkan adanya quota 1 % bagi difabel setiap 100 tenaga kerja di perusahaan, faktanya tidak demikian. Akses jaminan kerja terhadap kaum difabel dirasakan masih sangat minim.

Hal ini dikatakan Bakal Calon Bupati Cianjur Herman Suherman ketika mengunjungi kaum difabel di Pondok Pesantren “Lemahsari”, Kampung Lemahsari Desa Pasawahan Kecamatan Takokak Cianjur, Minggu (4/12/2015).

Menurut kang Herman panggilan akrabnya, wirausaha menjadi pilihan yang tepat buat kaum difabel, jika quota 1 % bagi difabel setiap 100 tenaga kerja di perusahaan belum maksimal. "Untuk itu, saya  harus bisa memberikan dukungan berupa sarana dan prasarana termasuk pelatihan ketrampilan, seminar dan  pelatihan wirausaha," katanya.

Herman memaparkan, setiap kaum difabel  mempunyai potensi dan minat yang bisa digali dan dikembangkan bila mereka mendapat pelatihan, seminar dan  bimbingan serupa. Dengan adanya program terpadu  mereka tentunya dapat terus dibina sehingga mereka mampu untuk menbuka usaha sendiri. “Ataupun membentuk usaha kelompok yang kesemuanya tergantung dari situasi dan kondisi di lapangan,” tegasnya.

Dia menerangkan, dengan adanya peluang untuk berwirausaha, maka mereka tidak lagi  bergantung terhadap lowongan pekerjaan disebuah perusahaan, tetapi bisa menciptakan lapangan kerja sendiri buat mereka sesuai dengan keahlia masing-masing.

Herman  menambahkan, banyak contoh kaum difabel yang tetap berprestasi, berkarya.  Tak hanya itu, bisa memberikan sumbangsih bagi anak negeri,  ditengah keterbatasan fisik mereka dan tidak mengandalkan mencari pekerjaan ditempat lain, melainkan membuka usaha sendiri. “Bahkan melakukan kegiatan sosial kemanusiaan di bidang pendidikan,” paparnya.

Andriana (28),  salah satunya, guru di Pondok Pesantren “Lemahsari”,. Ditengah keterbatasan fisik bisa mengajar di Ponpes dan di Madrasah Aliyah. “Ini merupakan bentuk nyata dari kaum difabel. Meski cacat fisik tetapi mampu mandiri,” imbuhnya.

Untuk memperkuat ekonomi Andriana, diperlukan sarana dan prasarana termasuk pelatihan ketrampilan, dan pelatihan wirausaha untuk kelangsungan hidup. “Ini yang saya pikirkan, mudah-mudahan kalau jadi bupati, kaum difabel menjadi salah satu agenda prioritas untuk diberdayakan di bidang wirausaha,” imbuhnya  [KC-02/dak]**.
Komentar
komentar yang tampil sepenuhnya tanggung jawab komentator seperti yang diatur UU ITE
  • Herman Dorong Kaum Difabel Miliki Kesempatan Dalam Dunia Kerja

Trending Now

Iklan

iklan