Massa menganggap pihak BPR Dana Pos tidak sungguh-sungguh menyelesaiakan persoalan karyawan. "Kami minta pihak Bank Dana atau Dana Pos menerbitkan packlaring kepada kami yang telah diberhentikan. Karena kami selama ini bekerja di Bank Dana, semua atribut juga pakai Bank Dana bukan koperasi," teriak seorang pengunjuk rasa.
Selama ini lima orang karyawan yang diberhentikan bekerja dilingkungan Pasar Induk Cianjur. Mereka sebelumnya pernah menuntut hak pesangon kepada pihak bank. Sempat terjadi perundingan hingga pihak bank membayarkan pesangon yang dituntut para karyawan yang diberhentikan.
Sementara itu, puluhan massa yang mayoritas mengenakan baju serba putih itu datang sambil membawa spanduk dan pamlet. Pamlet-pamlet yang dibawa bertuliskan hujatan terhadap keberadaan Bank Dana atau Dana Pos. Diantaranya bertuliskan, Semua piutang pasar Ciranjang dijual ke investor H. Ridwan Razak, Kios toko yang dijual ke ko akam tidak disetor
"Jelas-jelas Bank Dana melakukan tindak pidana, kami siap menjadi saksi, bukti ada di kami dan semua pedagang pasar Induk Cianjur merupakan nasabah Bank Dana, karena mereka apara pedagang mempunyai piutang kios terhadap Bank Dana," tulis dalam pamlet.
Tulisan lainnya juga menyebut, Wahai Dadang Rahmat dengarkan baik-baik anda sebagai orang yang pernah terpandang di Cianjur janganlah bersikap arogan dan 'sangeunahna' atas hidup kami, sok kuasa dan berduit hingga memainkan hukum. Intervensi terhadap lembaga pemerintahan karena anda sudah bukan sebagai wakil bupati anda sudah menjadi rakyat biasa yang sama dimata hukum," tulisnya.
Setelah menggelar orasi beberapa saat, akhirnya lima orang perwakilan massa diterima pihak BPR Dana Pos untuk beraudensi [KC-02]**.
