CIANJUR, [KC].- Aksi unjuk rasa kembali menyambangi Dinas PU Binamarga Kabupaten Cianjur di jalan Adi Sucipta, Jum'at (8/5/2015). Kali ini datang dari puluhan masyarakat dan mahasiswa yang tergabung dalam Aliansi Mahasiswa dan Masyarakat Peduli Lingkungan Cianjur. Mereka mendesak agar penegak hukum mengusut tuntas dugaan korupsi di Dinas PU Binamarga yang menjadi salah satu penyebab hancurnya jalan di Cianjur.

Setibanya di halaman kantor PU. Binamarga, massa langsung menggelar orasi. Dalam orasinya menyebutkan bahwa kondisi rusaknya jalan di sejumlah wilayah Cianjur tidak terlepas karena masih adanya koruptor dalam pelaksanaan pembangunan. Banyak anggaran yang diduga tidak sampai untuk memperbaiki jalan. Akibatnya jalan dimana-mana rusak.

"Akses jalan merupakan sarana penting untuk kegiatan masyarakat baik kegiatan perokonomian, pendidikan, sosial. Kenyataan dilapangan sebagian besar akses jalan dalam keadaan rusak parah. Salah satu contohnya jalan Warungkondang-Jambudipa. Ini disebabkan hancurnya kinerja pemerintah dalam hal ini PU Binamarga dan diindikasikan terjadinya tidakan korupsi di dinas tersebut," kata Presidium Barisan Tameng Rakyat (Batara), Dikdik Sodikin disela aksi demo.

Dikdik menyebut, banyak persoalan yang terjadi di Dinas PU Binamarga, salah satunya adanya temuan Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) terkait kekurangan volume pekerjaan belanja modal sebesar Rp 512 juta. Hal itu disebabkan akibat PU Binamarga kurang optimal dalam melakukan pengawasan dan pengendalian atas kegiatan yang menjadi tanggungjawabnya.

Untuk itulah massa Aliansi Mahasiswa dan Masyarakat Peduli Lingkungan Cianjur mendesak dan menuntut Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) untuk segera menindak lanjuti laporan masyarakat tentang dugaan tindak pidana korupsi di Dinas PU Binamarga secara progresif dan proaktif.

"Dugaan penyimpangan anggaran dan ketidak sesuaian dalam setiap pelaksanaan kegiatan di Dinas PU Binamarga yang berakibat pada kerugian keuangan negara agar diusut tuntas. Aparat penegak hukum baik Kejaksaan maupun Kepolisian harus proaktif dalam penanganan dugaan kurupsi yang terjadi di Binamarga," katanya.

Meski terus menggelar orasi, massa yang datang sambil membawa tikus putih sebagai simbul tolak kurupsi, tidak ada satupun pejabat Dinas PU Binamarga yang mau menemui massa. Dalam aksinya massa juga sempat menggelar teatrikal dengan telanjang dada bergulingan dipasir yang telah disiapkan sebagai bentuk sindirian rusaknya jalan di Cianjur.

Dibawah kawalan ketat aparat kepolisian, massa terus meneriakkan perbaikan jalan dan usut tindak pidana korupsi. Sekitar setengah jam berorasi, massa akhirnya membubarkan diri dengan tertib  [KC-02]**.