CIANJUR, [KC].- Musim kemarau tahun ini, sejumlah lokasi perkebunan yang ada Kabupaten Cianjur produksinya terus menurun drastis dan mengancam operasioal produksi perkebunan. Padahal produksi perkebunan teh merupakan sumber PAD penting bagi Pemerintah Kabupaten (Pemkab), Cianjur.
“Ini memang harus dipecahkan dengan solusinya,” kata Calon Wakil Bupati Cianjur, H Herman Suherman seusai pertemuan dengan puluhan pengelola perkebunan di PTPN VIII Gedeh, Desa Sukamulya, Kecamatan Cugenang, Jumat (7/8).
Diungkangkan, Kang Herman panggilan akrabnya, untuk meningkatkan produksi perkebunan teh yang ada di Cianjur harus ada koordinasi antara pemerintah dan pengusaha perkebunan sebagai pengelola harus ditingkatkan. Salah satu faktor diantaranya adalah mengenai izin pengelola usaha atau diversifikasi.
Herman mengakui, pemberian izin kepada pengelola perkebunan sering jadi kendala dalam peningkatkan produksi perkebunan. “Tentu hal ini akan menjadi catatan saya untuk memperhatikan pengusaha perkebunan. Dengan harapan ada peningkatan mutu produksi perkebunan,” paparnya.
Sementara itu, Administrator Perkebunan Gedeh, Yanyan Cahyana memaparkan, yang menjadi tantangan pengelola perkebunan di Cianjur sekarang selain berkurangnya produktifitas juga persaingan tenaga kerja perkebunan. Bukan hanya mutu bahan baku pucuk yang turun, peningkatan produksi perkebunan harus diupayakan komoditas lain untuk meningkatkan pendapatan perkebunan.
Dia menerangkan, produksi perkebunan teh di musim kemarau ini hampir di semua lokasi mengalami penurunan. Untuk Kebun Gedeh yang luasannya mencapai 500 hektar. Produksi normal teh mencapai 12 ton per hari menjadi enam ton perhari. “Idealnya bisa memproduksi hingga 20 ton per-hari,” pungkasnya [KC-02/dak]**
Comments0
Terima Kasih atas saran, masukan, dan komentar anda.