Iklan

iklan

Petani Sayuran Mengalami Penurunan Pendapatan Hingga 50 Persen

Thursday, August 20, 2015 | 5:51:00 AM WIB Last Updated 2015-08-19T22:51:28Z
CIANJUR, [KC].- Empat bulan terakhir penghasilan para petani sayur mayur di daerah Cipanas-Pacet mengalami penurunan pendapatan. Hal itu akibat kekeringan dampak dari musim kemarau. Bahkan penurunan pendapatan itu mencapai 50 persen lebih.

Seperti yang dirasakan Jaenudin (48) petani asal Kampung Sarongge Girang Desa Ciputri Kecamatan Pacet. Ia mengaku sudah empat bulan terakhir hasil tanaman sayurannya mengalami penurunan yang sangat drastis. Hal itu akibat dari dampak kekeringan sehingga mempengaruhi jumlah produksi.

Dikatakan Jaenudinn sejak terjadi musim kemarau, sejumlah areal lahan pertanian sayur mayur mengalami kesulitan untuk mendapatkan pasokan air. Karena kebanyakan lahan untuk sayur mayur merupakan lahan tadah hujan.

"Di lahan sayur mayur tidak masuk saluran irigasi tekhnis, mungkin tidak ada pikiran dari pemerintah untuk menyiapkannya. Sudah praktis jika kemarau petani sayuran kesulitan air dan dampaknya tentu menurunnya produksi sayuran dan penghasilan petani," kata Jaenudin, Rabu (19/8/2015).

Kondisi tersebut sudah dirasakan sejak empat bulan yang lalu. Jika berkelanjutan, tidak menutup kemungkinan para petani sayuran akan menganggur. "Disaat petani mengalami penurunan produksi akibat kemarau, permintaan pasar sangat tinggi dan demikian juga dengan harga jual cukup tinggi. Tapi tidak sebanding dengan kondisi yang ada," paparnya.

Jaenudin mencontohkan, dalam hitungan luas lahan 1000 meter persegi jika dalam kondisi normal ditanami wortel hasilnya bisa mencapai 2,5 ton. Namun sejak empat bulan terkahir hanya mampu menghasilkan 600-700 kilogram wortel.

"Hampir semuanya mengalami penurunan produksi. Memang ada kenaikan harga, tapi tidak sebanding baik keuntungan maupun dengan permintaan. Pokokny petani rugi kalau terus-terusan begini," pungkasnya.

Kepala Desa Ciputri Kecamatan Pacet, Rohman mengakui, saat ini para petani sayuran di wilayahnya tengah mengalami penurunan penghasilan akibat dampak kekeringan. "Ini terjadi setiap kemrau, tapi sepertinya tahun ini agak panjang," kata Rohman dihubungi terpisah.

Rohman mengaku, petani diwilayahnya sudah mengerti untuk mensiasati musim kemarau. "Petani sudah pada tahu, jika kesulitan air saat musim kemarau ini selalu menanam sayuran yang tidak banyak memerlukan air. Tapi memang ada plus minusnya juga. Kadang sayurannya bagus harganya malah anjlok," paparnya [KC-02]**
Komentar
komentar yang tampil sepenuhnya tanggung jawab komentator seperti yang diatur UU ITE
  • Petani Sayuran Mengalami Penurunan Pendapatan Hingga 50 Persen

Trending Now

Iklan

iklan