Iklan

iklan

Deklarasi Pilkada Damai Nyaris Ricuh

Monday, September 14, 2015 | 5:16:00 AM WIB Last Updated 2015-09-13T22:16:58Z
CIANJUR, [KC].- Deklarasi Pilkada damai Pemilihan Bupati dan Wakil Bupati Cianjur 2015, di pelataran Parkir Cianjur Supermall, Minggu (13/9/2015), yaris terjadi bentrok atau ricuh. Ini dipicu adanya mobil sound sistem yang dibawa oleh massa pasangan nomor urut tiga (Suranto-Aldwin Rahadian) ke dalam lokasi acara. Padahal, KPU Kabupaten Cianjur sebelumnya sudah memperingatkan agar mobil sound sistem tersebut tidak diperbolehkan masuk.

Awalnya tidak terjadi apa-apa deklarasi berjalan lancar. Namun, ketika dari KPUD Cianjur memperingatkan kepada massa pendukung nomor urut tiga untuk mengeluarkan mobil sound system di lokasi acara. Massa pendukung nomor urut dua (Irvan Rivano Muchtar-Herman Suherman) emosi dengan tindakan nomor urut tiga.

Entah siapa yang mulai sehingga kericuhan nyaris terjadi. Beruntung aparat kepolisian dan TNI langsung turun ke lapangan dan mengamankan kedua belah pihak. Seorang diduga provokator langsung diamankan petugas, sementara mobil sound system langsung keluar  lokasi acara.

“Tolong ya hormati, KPU, Panwaskab, Kepolisian, TNI  dan LO masing-masing calon tentang kesepakatan tidak boleh membawa mobil sound system ke dalam lokasi acara,” teriak salah seorang pendukung nomor urut 2, bernama Soyandi (34).

Calon Bupati Cianjur nomor urut 2, Irvan Rivano Muchtar, mengatakan, kondisi cuaca yang panas, membuat emosi massa mudah naik. Apalagi melihat ada hal yang melanggar aturan dari kesepakatan yang telah dibuat sebelumnya terkesan dibiarkan terjadi.

"Ini kan sudah menjadi kesepakatan bersama, tidak boleh bawa kendaraan dengan bersound sistem besar. Harusnya ini dijadikan pedoman. Panitia Pengawas pun seharusnya langsung menindak pelanggaran tersebut. Saya harap kedepan hal seperti ini tidak terulang lagi," kata Irvan seusai mengikuti deklarasi damai.

Calon Bupati Cianjur nomor urut 3, H. Suranto, mengungkapkan, adanya kendaraan bersound sistem yang masuk areal deklarasi damai itu terjadi akibat ada miss komunikasi antara tim pemenangan dengan massa yang dibawanya. "Ada miss di tim
juga," kata Suranto.

Meski demikian, Suranto menyoroti panitia yang terlambat dalam melakukan pendisiplinan, sehingga terjadi kesalah pahaman yang memicu emosi massa. "Kalau memang tidak diperbolehkan harusnya dari awal sudah di larang masuk ke area
deklarasi, tidak seperti ini," katanya.

Suranto menambahkan, hal ini harus dijadikan bahan evaluasi agar tidak kembali terulang. "Ini jadi sedikit kelemahan, kedepannya harus ada antisipasinya agar peristiwa serupa tidak sampai terjadi," tegasnya.

Sementara itu, ketua KPU kabupaten Cianjur, Anggy Sofia Wardhany, menuturkan, pihaknya telah memberikan peringatan kepada pasangan calon yang membawa kendaraan dengan sound sistem tidak diperkenankan. Namun setelah beberapa kali diingatkan baru kendaraan itu dikeluarkan.

"Sudah kami ingatkan beberapa kali, tapi setelah massa marah baru diindahkan himbauan itu. Kami harap hal yang telah di sepakati harus diikuti, agar tidak terulang. Sebab kami pun telah berusaha, harus ada kerjasama dari pasangan calonnya juga. KPU tidak bisa bekerja sendiri," tegas Anggy  [KC-02/dak]**
Komentar
komentar yang tampil sepenuhnya tanggung jawab komentator seperti yang diatur UU ITE
  • Deklarasi Pilkada Damai Nyaris Ricuh

Trending Now

Iklan

iklan