Seperti yang terjadi di Kampung Cihanjuang Desa Buniwangi dan Kampung sukajadi Desa Bunijaya yang warganya mencapai sekitar 219 keluarga. Banyak warga tersebut yang mengaku tidak tahu kapan dilaksanakan Pilkada Cianjur.
Sudin (45) warga asal Kampung Sukajadi Desa Bunijaya, mengatakan, dirinya belum mengatahui adanya pesta demokrasi untuk warga Cianjur tersebut. Pasalnya beluma da petugas baik dari Komisi Pemilihan Umum (KPU) Cianjur atau lainnya yang mensosialisasikannya.
"Belum tahu, bahkan saya baru dengar ada pemilihan Bupati," kata Sudin saat ditemui awak media di Kampung Cihanjuang.
Senada, Sarmanah (40), warga Kampung Cuhanjuang Desa Buniwangi, juga belum mengetahui adanya pemilihan bupati yang saat ini tahapan pelaksanaannya tengah berlangsung. Akibatnya iapun tidak mengetahui siapa saja yang menjadi calonnya.
"Pemilihannya saya tidak tahu, apalagi calonnya, saya mah bilang apa adanya, kalau tidak ya tidak, kalau iya ya iya tahu. Masa mau bilang tahu padahal tidak sama sekali," katanya.
Menurutnya, setiap ada pemilihan baik legislatif maupun eksekutif, warga di kampungnya tidak mengetahui secara jelas profil dari calon. Mereka memilih atas anjuran dari Ketua RT.
"Milih bupati yang sekarang juga kata pak RT saja orangnya jujur dan baik, jadi semuanya milih. Warga mah tidak tahu siapa sebenarnya calon yang dipilih, gimana dibawa disuruhnya saja," ungkapnya.
Lokasi yang berada di atas bukit, dengan medan jalan yang terjal, diduga menjadi alasan enggannya petugas untuk datang ke kampungnya. "Ya mungkin saja, kampung ini memang jauh dari mana-mana," tutunya.
Dirinya berharap, meski sulitnya menempuh lokasi pemukiman, akses informasi jangan sampai tersendat hingga menjadikan kampung mereka jadi wilayah terisolir. "Kami kan juga warga Cianjur, inginnya segala sesuatu apalagi ada pemilihan bupati, informasi cepat. Apalagi untuk TV saja masih jarang disini," harapnya [KC-02/is]**
