Iklan

iklan

Irvan Rivano Muchtar: Hijrah Sebagai Strategi Pengembangan Ajaran Islam

Tuesday, October 13, 2015 | 9:07:00 AM WIB Last Updated 2015-10-15T10:24:35Z
TAHUN BARU hijriyah yang ditetapkan pada masa khalifah Umar bin Khattab atas usulan Ali bin Abi Thalib diambil dari pristiwa hijrahnya Rasulullah Shallallahu'Alaihi Wasallam beserta para sahabatnya dari Mekah ke Yasrib yang sekarang disebut Madinah. Hijrah mempunyai peranan penting bagi umat islam sebagai tonggak awal perjuangan membentuk peradaban baru yang diridhoi Allah SWT.
      
Pergantian tahun baru hijriah merupakan refleksi bagi uamt Islam diseluruh dunia untuk mengingat perjuangan Rasulullah SAW beserta para sahabatnya yang siap berkorban mempertahankan dua kalimat syahadat sebagai manifesto keimanan
terhadap Allah SWT dan pengakuan terhadap Kerasulan Muhamad SAW, selain itu hijrah juga merupakan bagian dari strategi dakwah yang sudah dirancang Rasulullah SAW untuk mengembangkan ajaran Islam
Rahmatan Lil'Alamin dan juga untuk membangun peradaban, memperkuat spiritual dan hubungan sosial diantara umat Islam.
      
Melalui hijrah umat Islam mempunyai harapan baru untuk memperoleh ketenangan dan kehidupan yang lebih baik terbebas dari berbagai persoalan, ancaman dan tekanan politik daari
kafir Quraiys, walaupun mereka harus berkorban meninggalkan tanah kelahiran, kekayaan bahkan keluarganya yang belum diberikan hidayah oleh Allah SWT, namun itu semua menjadi konsekwensi
  dari sebuah keimanan yang harus mereka pertahankan.
      
Tatanan baru dalam kehidupan yang dibangun Rasulullah SAW di Madinah merupakan manifestasi dari ajaran Agama Islam yang mengedepankan nilai-nilai universal, toleransi terhadap kehidupan yang plural dengan mengedepankan nilai-nilai kemanusiaan yang diimplementasikan kedalam bentuk konstitusi piagam Madinah (madinah charter). Piagam Madinah merupakan konstitusi pertama di dunia secara tertulis yang berisikan 47 pasal atau peraturan-peraturan berdasarkan Syariat Islam yang mengatur dan menempatkan penduduk dari berbagai macam suku, ras dan Agama hidup secara berdampingan dengan adil tanpa ada diskriminasi.
      
Sikap dan prilaku Rasulullah SAW dalam menyikapi perbedaan tentunya harus menjadi acuan umat Islam diseluruh dunia, walaupun dalam misi dakwahnya sering diancam dan disakiti tapi Rasulullah masih tetap memperhatikan akhlak yang mulia, beliau sadar betul bahwa pemberian hidayah merupakan hak prerogatif Allah SWT, seperti yang tercantum dalam Al-Quran surat Yunus ayat 99-100 yang artinya " (99). dan jikalau tuhanmu menghendaki, tentulah beriman semua orang yang dimuka bumi seluruhnya. Maka apakah kamu (hendak) memaksa manusia menjadi orang-orang yang beriman semuanya? (100). Dan tidak ada seorangpun akan beriman kecuali dengan izin Allah, dan Allah menimpakan kemurkaan kepada orang-orang yang tidak menggunakan akalnya".     
Ayat diatas menjelaskan bahwa Allah SWT akan memberikan hidayah kepada orang-orang yang dikehendakinya, kewajiban kita selaku umat Islam hanya mengingatkan dan menyampaikan ajaran Agama Islam dengan cara-cara yang baik dan santun seperti yang dicontohkan Rasulullah SAW.
     
Melalui Pergantian tahun ini kita perkuat lagi ukhuwah Islamiah seperti yang ditunjukan sahabat Anshar terhadap sahabat Muhajirin, mereka dengan ihklas membantu atas dasar kesamaan iman, jalinan ukhuwah islamiyah tersebut tentunya sangat memberikan epek terhadap perkembangan umat islam pada saat itu, baik dari segi perekonomian maupun dari segi penyebaran ajarannya, sehingga tercipta integrasi umat islam yang sangat kokoh menyebar keseluruh dunia, sampai ke negara kita tercinta Indonesia yang sekarang menjadi mayoritas muslim terbesar di dunia.        
Penyebaran Agama Islam di Indonesia tentunya tidak bisa dipisahkan dari perjuangan para Waliyullah yang disebut Wali Songo (wali sembilan) yang dilanjutkan para ulama Nusantara seperti Hadratus Syaikh KH. Hasyim Asy'ari pendiri Nahdlatul Ulama (NU) mereka menyebarkan Islam dengan metode kasih sayang melakukan pendekatan secara persuasif sehingga dengan sendirinya masyarakat Indonesia bisa menerima ajaran Islam dengan baik, tanpa menimbulkan peperangan dan meninggalkan kebencian, metode penyebaran Agama Islam seperti itu sesuai dengan yang di contohkan Nabi Muhamad SAW yaitu menyebarkan Agama Islam dengan mengedepankan Nilai-nilai kemanusiaan dan perdamaian (Rahmatan Lil'Alamin).      
Perjuangan dan Spirit hijrah Rasullulah beserta sahabat-sahabatnya sudah seharusnya kita implementasikan kedalam kehidupan sehari-hari dengan cara melakukan transformasi diri yang meliputi aspek spiritual dan sosial, berhijrah dari kebiasaan buruk menjadi baik dari pemalas menjadi rajin, selain itu juga kita jadikan pergantian tahun hijriyah ini sebagai ajang muhasabah, introspeksi diri supaya kehidupan kita kedepannya lebih baik lagi, Rasulullah SAW  pernah bersaba "Barang siapa yang hari ini lebih baik dari hari kemarin, maka ia termasuk orang yang beruntung, barang siapa yang hari ini sama dengan kemarin, maka ia termasuk orang yang merugi, dan barang siapa yang keadaan amalnya hari ini lebih jelek dari hari kemarin, maka ia terlaknat".      
Walaupun kualitas hadis diatas
dha'if karena sanadnya lemah, tetapi makna dari hadits tersebut sangat baik untuk menjadi patokan bagi kehidupan umat islam, supaya dalam setiap saat, setiap waktu bisa selalu bermuhasabah memperbaiki diri, apakah kehidupan kita hari ini lebih baik dari hari kemarin, apak kehidupan kita tahun ini lebih baik dari tahun kemarin atau malah justru sebaliknya, tentunya harus selalu kita evaluasi, baik yang berhubungan dengan aspek ukhrawi maupun yang berhubungan dengan aspek duniawi, supaya kita bisa menyeimbangkan diantara keduanya.
   
Ajaran Islam tidak melarang umatnya mencari kehidupan duniawi untuk memenuhi kebutuhan hidup dan memberikan nafkah terhadap keluarganya, asalkan dalam pencarian nafkah tersebut tidak melupakan tujuan utama yaitu kehidupan akhirat, umat Islam harus selalu bisa memanfaatkan waktu sebaik mungkin sebab waktu yang kita lewakan satu detik saja tidak akan pernah kembali untuk selama-lamanya, pepatah arab mengatakan "
Al-Waqtu Ka as-saifi in lam taqtha'hu qatha'aka" yang artinya waktu itu laksana pedang jika kita tidak pandai menggunakannya niscaya pedang itu akan membinasakan diri kita sendiri, begitupun dengan waktu yang setiap saat selalu menggrogoti usia kita, jika waktu itu tidak di gunakan untuk berbuat kebaikan niscaya waktu itu akan menghisab dan menghabisi diri kita dengan sia-sia.
     
Umar bin Khatab ra pernah berkata; "Hasibu Anfusakum Qobla Antuhasabu "yang artinya Hisablah (evaluasi) diri kalian sebelum kalian di hisab, diakhirat nanti. Muhasabah bagi umat islam merupakan kunci utama untuk meningkatkan kualitas kehidupan supaya mendapatkan kebahagiaan baik di dunia maupun di akhirat, oleh sebab itu momen pergantian tahun ini kita jadikan wahana untuk bermuhasabah dan meningkatkan Ibadah kita terhadap Allah SWT. Terakhir penulis mengucapkan selamat tahun baru Islam 1437 Hijriah, Semoga kedepannya kehidupan Masyarakat Cianjur lebih maju dan lebih agamis lagi [ Penulis adalah calon Bupati Cianjur nomor urut 2]**
Sent from my BlackBerry® smartphone from Sinyal Bagus XL, Nyambung Teruuusss...!



Komentar
komentar yang tampil sepenuhnya tanggung jawab komentator seperti yang diatur UU ITE
  • Irvan Rivano Muchtar: Hijrah Sebagai Strategi Pengembangan Ajaran Islam

Trending Now

Iklan

iklan