Iklan

iklan

Memaknai Sumpah Pemuda, Pemuda Harus Meninggalkan Ego Sukunya Demi Kepentingan Indonesia

Thursday, October 29, 2015 | 5:10:00 AM WIB Last Updated 2015-10-28T22:10:30Z
CIANJUR, [KC].- Puncak peringatan hari Sumpah Pemuda yang jatu pada 28 Oktober 2015 di Cianjur ditandai dengan upacara bendera. Kalau biasanya selalu dilaksanakan dilapang terbuka, peringatan hari Sumpah Pemuda kali ini dilaksanakan di halaman Pendopo Pemkab Cianjur Jalan Siti Jenab.

Kegiatan yang juga dihadiri unsur Muspida Kab. Cianjur, Para Kepala SOPD di Lingkungan Pemkab Cianjur, perwakilan dari Ormas yang berada di wilayah Kabupaten Cianjur, Para Pegawai di Lingkungan Setda Kab. Cianjur itu berjalan dengan khidmat.

Menpora Republik Indonesia, Imam Nahrawi dalam sambutan tertulisnya yang dibacakan Bupati Cianjur H. Tjetjep Muchtar Soleh menyampaikan, sudah selayaknya kita memberikan penghargaan setinggi – tingginya dan ucapan terima kasih tentunya, patut kita sampaikan kepada para tokoh pemuda pada tahun 1928, yang telah mendeklarasikan sumpah pemuda sehingga menjadi pelopor pemuda nusantara untuk mewujudkan kemerdekaan indonesia sekaligus menjaga persatuan dan kesatuan negeri ini.

Peringatan sumpah pemuda yang ke-87 kali ini mengambil tema Revolusi mental untuk kebangkitan pemuda menuju aksi “satu untuk bumi”. Tema ini didasari atas keprihatinan yang mendalam terhadap dua hal. Pertama, kita masih disuguhi fenomena baru tentang berubahnya pola realisasi kemasyarakatan kita akibat arus modernisasi dan kemajuan teknologi informasi.

Pesatnya perkembangan teknologi informasi memberikan jaminan kecepatan informasi sehingga memungkinkan para pemuda kita untuk peningkatan kapasitas pengetahuan dan skill. Namun, pada sisi lain membawa dampak negatif. informasi-informasi yang bersifat destruktif mulai dari pornografi, narkoba, pergaulan bebas hingga radikalisme dan terorisme juga masuk dengan mudahnya tanpa dapat kita bendung dengan baik.

Disinilah gerakan revolusi mental yang digagas oleh Presiden Republik Indonesia Joko Widodo menemukan relevansinya. Hanya dengan pembangunan karakter kita bisa kuat, tangguh dan kokoh menghadapi dampak negatif dari modernisasi dan globalisasi. "Melalui gerakan revolusi mental kita berharap para pemuda indonesia memiliki kemandirian untuk mengambil keputusan – keputusan terbaik secara jernih sesuai dengan akal sehat mereka. Inilah saatnya kita memberikan pendampingan, fasilitasi dan motivasi kepada mereka untuk berkembang dan maju sesuai dengan kemampuan yang mereka miliki," katanya.

Keprihatinan kedua menurut Iman yakni terkait dengan fenomena pengelolaan sumber daya alam kita, yang belum selesai dengan konsep pembangunan berkelanjutan atau suistanability development. Sebagai negara tropis, Indonesia menjadi tumpuan dunia untuk menjaga keseimbangan iklim melalui pasokan oksigennya.

"amun, hari ini justru kita menjadi negara yang menyumbang polusi terbesar di kawasan asia tenggara melalui kabut asap. Oleh sebab itu, saya menggugah semangat kepeloporan pemuda untuk ambil bagian dalam penanggulangan musibah kabut asap khususnya dan juga gerakan menjaga keseimbangan  iklim melalui pengelolaan sumber daya alam yang bertanggungjawab dan berkelanjutan," tegas Imam.

Salah satu ikrar penting dalam sumpah pemuda 1928 adalah “Satu Tanah Air, Tanah Air Indonesia”. Poin ini memberikan tekanan yang sangat kuat kepada para pemuda akan pentingnya menjaga tanah dan air sebagai bagian penting dari komponen bumi yang kita pijak ini, demi keberlangsungan masa depan generasi penerus kita.

Semua agama mengajarkan hal yang sama tentang betapa pentingnya menjaga dan melestarikan bumi dengan menjaga keseimbangan ekosistem di dalamnya. Hukum alam itu nyata, karena ia adalah sunnatullah (kehendak tuhan). Bumi tidak akan pernah merusak dan menghancurkan dirinya sendiri. Bencana alam yang terjadi sebagian besar karena ulah tangan manusia.

"Dalam agama islam disebutkan dalam al-qur’an surat ar ruum ayat 41: telah nampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan tangan manusia supaya Allah merasakan kepada mereka sebagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar)," tegasnya.

Menpora mengajak pemuda indonesia menjadi khalifah fil ard (pemimpin bumi) yang baik, adil dan bertanggungjawab. Hanya dengan menjaga dan merawatnya kita bisa menjaga keberlangsungan bumi hingga masa yang akan datang seiring dengan pembangunan peradaban kita.

Terakhir Menpora mengucapkan selamat hari sumpah pemuda ke – 87. Melalui revolusi mental pemuda, kita berharap lahir generasi muda Indonesia yang tangguh, berkarakter, mandiri dan rela berjuang untuk kepentingan bangsa dan negaranya. Rela berkorban menanggalkan ego sukunya, agama, kedaerahan, kelompok dan ego pribadinya demi kepentingan yang lebih besar yaitu Indonesia. "Inilah tanah air kita, inilah bumi kita, inilah masa depan kita," paparnya [KC-02/hms]**
Komentar
komentar yang tampil sepenuhnya tanggung jawab komentator seperti yang diatur UU ITE
  • Memaknai Sumpah Pemuda, Pemuda Harus Meninggalkan Ego Sukunya Demi Kepentingan Indonesia

Trending Now

Iklan

iklan