Padahal jasa mereka tidak terkira. Keberhasilan pendidikan di sekolah/madrasah lebih banyak berada di tangan guru. "Ragam metode mengajar atau mendidik yang diterapkan, pada akhirnya keberhasilan pendidikan lebih di tangan guru," yakin Wakil Bupati Cianjur, Suranto, saat berkunjung ke PAUD/SD Islam Terpadu "Darul Hikmah" Desa Cipendawa, Kec. Pacet, belum lama ini.
Oleh karena itulah nasib guru honorer harus dipedulikan. Motivasi beramal shaleh di lubuk hati mereka bukan pembenaran untuk membiarkannya. Justru keikhlasan ini harus menjadikan negara atau pemkab lebih memedulikan guru honorer. Sebab kuota program sertifikasi dari kemendiknas/kemenag belum seberapa dibandingkan jumlah guru honorer yang ada di Cianjur maupun daerah lainnya.
"Saya tahu di sekolah-sekolah swasta masih membludak guru honorer yang belum berkesempatan ikut sertifikasi, karena katerbatasan kuota dari pusat. Mereka berpenghasilan alakadarnya dari sekolah tempatnya mengabdi," sebut Suranto.
Guna meringankan beban ekonomi guru honorer, pemkab bisa memberikan insentif kendatipun jumlahnya tidak seberapa, karena keterbatasan anggaran pemerintah. Insentif ini paling tidak sebagai symbol adanya kepedulian pemkab terhadap nasib guru honorer di berbagai tingkatan.
"Apakah saya atau siapapun yang menjadi bupati Cianjur lima tahun ke depan hendaknya memedulikan nasib guru honorer. Sungguh mulia pengabdian guru yang berjuang membangun manusia-manusia handal," pungkas Suranto yang menyalonkan diri sebagai calon bupati pada pilkada Cianjur 2016-2021 [KC-02/SMeC]**
