Istighosah
yang diikuti sedikitnya dua ribuan nahdliyin ini dimaksudkan meminta
pertolongan agar khususnya warga Cianjur senantiasa diberkati rachmat Allah
SWT. Mereka berdoa meminta agar
dijauhkan dari hal-hal yang
membawa kemadlaratan. Terlebih Cianjur yang akan menggelar pilkada, jama’ah
berharap keamanan, ketertiban, dan ketentraman tetap terjaga.
Pun
mereka meminta pertolongan Allah, agar pilkada berlangsung tanpa dibarengi
praktek kotor, seperti fitnah, ancaman, suap, licik, dan tindakan lainnya yang dimurka Allah SWT.
Sebab bagi jamaah muslimat NU, pilkada juga merupakan bagian dari hidup yang
harus senantiasa dilandasi nilai-nilai islam.
“Siapapun
yang memimpin Cianjur lima tahun ke depan, kita berharap membawa perubahan
kearah perbaikan. Membawa kemashlahatan, bukannya kemadlaratan,” ungkap jamaah
Muslimat NU, usai mengikuti istighosah.
Hal
senada disebutkan KH. Choirul Anam. Dalam tausyiahnya pada istighosah itu ia
menjelaskan, hakekat hijrah adalah perubahan yang intinya perubahan perilaku
yang asalnya buruk menjadi akhlakul karimah. Asalnya pendusta menjadi amanah
dan jujur. “Tentu saja kita semua berharap menjadi juara perubahan kearah
perbaikan,” tegasnya [KC-02/SMeC]**
