 |
| Kepala SMKN 1 Pacet, Akib Ibrahim |
TIDAK mudah untuk menciptakan sekolah yang berprestasi dalam waktu singkat. Namun tidak demikian bagi Akib Ibrahim, Kepala SMKN 1 Pacet, Kabupaten Cianjur. Dibawah tangan dinginya sekolah yang mengusung berbasis lingkungan itu telah menorehkan banyak prestasi.
Tidak hanya sekolah dan muridnya yang berprestasi, tapi berkat keseriusanya itu akhirnya mencatatkan dirinya sebagai satu satunya Kepala Sekolah di Jawa Barat yang mendapatkan Penghargaan Satya Lencana Pendidikan sebagai Kepala Sekolah berprestasi dan dedikasi luar biasa tingkat nasional tahun 2011, yang diberikan oleh Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono, Rabu (30/11/2011) silam.
Penghargaan yang hanya diraih oleh lima orang se Indonesia itu diserahkan oleh Prisiden RI Susilo Bambang Yudhoyono pada puncak hari ulang tahun (HUT) ke-66 Persaatuan Guru Republik Indonesi (PGRI) di Sentul International Convention Center.
"Jelas Bangga, apalagi sekolah kami kan di kampung tapi bisa di hargai. Paling tidak ini menunjukkan bahwa lokasi sekolah dipinggiran ternyata bisa bersaing dengan yang ada dikota. Ini menjadi motivasi bagi saya pribadi untuk mengabdi pada dunia pendidikan lebih baik lagi, saya harap juga bisa menjadi motivasi bagi yang lainnya juga," kata Akib baru baru ini.
Akib yang dilahirkan di Tasikmalaya 15 Juli 1964 menceritakan mengawali karier sebagai guru tahun 1988 lalu. Ketika itu dirinya mendapat tugas di daerah transmigrasi di Padang Sumbar. Kemudian pada tahun 1993 Akib pindah tugas ke Cianjur, menjadi guru di SMK 3 Cianjur (sekarang SMK 2 Cilaku).
Setelah itu pada tahun 2003, dirinya dipercaya mengelola SMK 1 rintisan kelas jauh. Kemudian tahun 2004 menjadi sekolah kecil, SMK 1 Pacet. Sedangkan saat ini sekolah yang dipimpinnya sudah masuk kategori Rintisan Sekolah Berstandar Internasional (RSBI).
"Saya memiliki obsesi bahwa SMKN 1 Pacet menjadi sekolah yang benar-benar sehat. Sehat lingkungannya dan sehat manajemennya. Makanya jangan heran kalau dilingkungan sekolah kami dilarang merokok. Tidak hanya itu, pedagang makanan juga tidak bisa keluar masuk, kita sudah tata semuanya," katanya.
Pihaknya hanya berharap, Pemkab Cianjur mempunyai perhatian lebih terhadap SMKN 1 Pacet, terutama mengenai kaderisasi kepala sekolahnya. "Saya sebenarnya sudah mempunyai kader calon kepala sekolah setelah saya. Tapi semuanya tergantung pak bupati, saya ingin siapa saja yang menjadi sekolah benar-benar mengerti branch SMKN Pacet yang saat ini sudah terbentuk yakni sekolah berwawasan lingkungan," harapnya (KC-02)***.
Tidak hanya sekolah dan muridnya yang berprestasi, tapi berkat keseriusanya itu akhirnya mencatatkan dirinya sebagai satu satunya Kepala Sekolah di Jawa Barat yang mendapatkan Penghargaan Satya Lencana Pendidikan sebagai Kepala Sekolah berprestasi dan dedikasi luar biasa tingkat nasional tahun 2011, yang diberikan oleh Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono, Rabu (30/11/2011) silam.
Penghargaan yang hanya diraih oleh lima orang se Indonesia itu diserahkan oleh Prisiden RI Susilo Bambang Yudhoyono pada puncak hari ulang tahun (HUT) ke-66 Persaatuan Guru Republik Indonesi (PGRI) di Sentul International Convention Center.
"Jelas Bangga, apalagi sekolah kami kan di kampung tapi bisa di hargai. Paling tidak ini menunjukkan bahwa lokasi sekolah dipinggiran ternyata bisa bersaing dengan yang ada dikota. Ini menjadi motivasi bagi saya pribadi untuk mengabdi pada dunia pendidikan lebih baik lagi, saya harap juga bisa menjadi motivasi bagi yang lainnya juga," kata Akib baru baru ini.
Akib yang dilahirkan di Tasikmalaya 15 Juli 1964 menceritakan mengawali karier sebagai guru tahun 1988 lalu. Ketika itu dirinya mendapat tugas di daerah transmigrasi di Padang Sumbar. Kemudian pada tahun 1993 Akib pindah tugas ke Cianjur, menjadi guru di SMK 3 Cianjur (sekarang SMK 2 Cilaku).
Setelah itu pada tahun 2003, dirinya dipercaya mengelola SMK 1 rintisan kelas jauh. Kemudian tahun 2004 menjadi sekolah kecil, SMK 1 Pacet. Sedangkan saat ini sekolah yang dipimpinnya sudah masuk kategori Rintisan Sekolah Berstandar Internasional (RSBI).
"Saya memiliki obsesi bahwa SMKN 1 Pacet menjadi sekolah yang benar-benar sehat. Sehat lingkungannya dan sehat manajemennya. Makanya jangan heran kalau dilingkungan sekolah kami dilarang merokok. Tidak hanya itu, pedagang makanan juga tidak bisa keluar masuk, kita sudah tata semuanya," katanya.
Pihaknya hanya berharap, Pemkab Cianjur mempunyai perhatian lebih terhadap SMKN 1 Pacet, terutama mengenai kaderisasi kepala sekolahnya. "Saya sebenarnya sudah mempunyai kader calon kepala sekolah setelah saya. Tapi semuanya tergantung pak bupati, saya ingin siapa saja yang menjadi sekolah benar-benar mengerti branch SMKN Pacet yang saat ini sudah terbentuk yakni sekolah berwawasan lingkungan," harapnya (KC-02)***.
