BSY0BSWiGSMpTpz9TUAoGfC7BY==

Akibat Tidak Dibayar, Dua Ruang Kelas SDN Lebak Gede di Gembok Pemborong

Ilustrasi : Ruang Kelas Digembok Pemborong
KabarCianjur-Takokak;Dua ruang kelas yang baru saja selesai dibangun di SDN Lebak Gede di Kp. Cimanggu, Ds. Waringinsari, Kec. Takoka, Kab. Cianjur belum bisa dimanfaatkan untuk aktivitas kegiatan belajar mengajar. Pasalnya pintu dua ruang kelas tersebut digembok oleh pemborong yang membanguan ruang kelas tersebut dengan alasan pihak rekanan pemegang Surat Perintah Kerja (SPK) belum membayarnya.
Pihak sekolah tidak bisa berbuat banyak, karena pekerjaan rehab berat SD tersebut dilakukan oleh pihak rekanan bukan oleh komite sekolah. Untuk mensiasasati proses belajar mengajar agar bisa tetap berjalan, terpaksa pihak sekolah memberlakukan dua sif masuk pagi dan siang.
Yudi Farid (41) pemborong yang mengerjakan rehab berat SDN Lebak Gede mengaku, tindakannya tersebut didasari atas kekesalanya terhadap pihak rekanan yang mendapatkan Surat Perintah Kerja (SPK) dari Dinas Pendidikan Kab. Cianjur yakni CV Trikarsa yang tidak juga membayar pekerjaan yang telah dia lakukan.
"Saya mendapatkan borongan pekerjaan dari CV Trikarsa melalui pak Budi Subagiono untuk membangun rehab berat dua lokal SDN Lebak Gede sebesar Rp 80 juta dari nilai kontrak sebesar Rp 147 juta untuk dua lokal. Pekerjaan saya sudah selesai, tapi saya belum dibayar seluruhnya," kata Yudi saat ditemui di komplek Pemkab Cianjur, Kamis (9/2).
Pihaknya mengaku mendapatkan borongan pekerjaan dua lokasi, lokasi pertama untuk SDN Lebak Gede berupa rehab berat dua lokal ruang kelas lokasi kedua mendapatkan pembangunan ruang kelas baru (RKB) di SDN Sindangsari sebanyak satu kelas.
"Untuk SDN Sindangsari saya mendapatkan borongan sebesar Rp 70 juta dari nilai SPK sebesar Rp 104 juta. Sampai saat ini saya baru dibayar Rp 64 juta, saya sudah mencari kesana kemari pak Budi (Rekanan,red) tapi belum juga ketemu, makanya saya gembok saja ruang kelas yang sudah saya bangun," katanya kesal.
Pihaknya mengaku masih bingung harus meminta bantuan kemana, karena yang memberikan borongan orangnya sulit ditemui. "Saya sudah dua minggu klontang klantung di Cianjur mencari pak Budi, tapi juga tidak ketemu, saya juga bingung uang suka sudah hampir habis," katanya.
Secara terpisah, Indra, seorang panitia lelang proyek Dana Alokasi Khusu Bidang Pendidikan mengaku sudah menyampaikan persoalan yang dihadapi oleh pemborong yang belum dibayar oleh rekanan kepada Dinas Pendidikan Cianjur.
"Saya sudah sampaikan persoalan ini, karena penanganannya bukan diranah kami lagi. Dinas Pendidikan yang lebih tahu. Kami hanya sebatas menangani sampai proses tender pekerjaan itu," katanya (KC-02)***.

Comments0

Terima Kasih atas saran, masukan, dan komentar anda.

Type above and press Enter to search.