CIANJUR (KC),- DPRD Cianjur imbau Pemkab Cianjur, untuk segera mengeluarkan kebijakan terkait mahalnya harga gas elpiji 3 kilogram ditingkat pengecer, Ketua DPRD Cianjur, Gatot Subroto, Jumat, mengatakan, pascakelangkaan gas elpiji beberapa waktu lalu membuat harga jual gas menjadi tidak wajar.
"Pemerintah harus turun tangan segera karena selisih Rp500 atau seribu rupiah, masih wajar karena ada biaya transfortasi, tapi kalau sudah mencapai Rp20 ribu dan Rp25 ribu pertabung, itu sudah keterlaluan," katanya.
Dia menuturkan, bupati dapat mengeluarkan peraturan atau Peraturan Bupati (Perbup), untuk mengatur atau menertibkan harga jual ditingkat pengecer tersebut. Sedangkan terkait mencoloknya harga di tingkat pengecer, belum bisa ditentukan dengan harga eceran tertinggi (HET).
"HET hanya berlaku sampai tingkat agen dan pangkalan, jadi pengecer bebas menentukan harga jual selama masih ada yang beli. Saat ini, adanya kelangkaan membuat pengecer bebas menaikkan harga," ujarnya.
Dia menambahkan, dengan adanya Perbup tersebut, pihaknya menilai akan efektif untuk menekan pergerakan harga jual gas elpiji 3 kilogram ditingkat pengecer tersebut, meskipun menurut dia, hal tersebut perlu ditunjang dengan kebijakan dari pusat.
"Pemerintah setempat harus turun tangan mengatasi hal tersebut, mengingat gas sudah menjadi kebutuhan primer masyarakat umum," tandasnya.
Sementara itu, Kabid Elpiji DPC Hiswana Migas Cianjur, Sulistio mengatakan, meskipun tidak pernah terjadi kelangkaan di Cianjur, namun pihak Pertamina melakukan ekstra droping, untuk menutupi pemakaian yang meningkat.
"Kami terus melakukan pemantauan dan pengawasan ke masing-masing pangkalan terkait stok gas elpiji, dan kami tidak menemukan adanya kelangkaan tersebut, kendati permintaan meningkat," katanya..
Untuk ekstra droping itu, wilayah Cianjur, ungkap dia, mendapatkan jatah atau kuota sebanyak 76.720 tabung dari 137 DO (Delivery Order).(Antara/KC06)
