![]() |
Oleh. Dery Busaeri E-Mail : derybusaeri@yahoo.co.id |
Kabayan dan Unyil adalah dua sahabat diantara pelajar salah satu SMP ternama di Kota Fatamorgana. Penyebab utama terbangunnya kedekatan mereka tiada lain karena mereka sama-sama memliki bakat, hobi, dan potensi yang serupa, yakni bidang otomotif.
Setelah mereka lulus keduanya memiliki Ijazah SMP. Namun latar kemampuan ekonomi keluarga yang berbeda, akhirnya memaksa kebersamaan mereka terhenti. Unyil melanjutkan pendidikan dengan masuk kesekolah SMK Otomotif, sementara Kabayan sahabatnya terpaksa bekerja di bengkel kampung dengan niat mencari ilmu (Non formal).
Tiga tahun kemudian teman-teman semasa SMP mereka mengadakan reuni. Tentu saja rasa rindu mengenang kebersamaan kembali terpanggil. Akhirnya para alumnus berkumpul di sekolah tempat dimana mereka memiliki diary kebersamaan. Lalu berangkatlah mereka dengan sepeda motor ber-iringan (kompoy) menuju salah satu tempat wisata bernama PHR (Pantai Harapan Rakyat) untuk kemah bersama seperti yang telah di agendakan panitia.
Ditengah perjalanan saat menelusuri hutan terpencil, motor salah seorang guru yang ikut serta dalam acara tersebut mogok. Situasi tersebut memicu semua harapan terpusat pada si Unyil yang berijazahkan SMK Otomotif. Tanpa berpikir panjang dengan senang hati Unyil pun melakukan perbaikan motor, apalagi pemilik kendaraan itu milik gurunya, namun setelah mencoba berulang kali akhirnya ia menyerah. Rasa cemas sang pemilik motorpun kian memuncak, ia khawatir masalah tersebut menjadi kendala pada kelangsungan acara yang telah dicita-citakan bersama.
Ditengah nuansa kegelisahan datanglah si Kabayan dari antrian terbelakang, lalu bertanya “ boleh saya mencoba pak ! ” sang guru menjawah “Yah silahkan“ perlahan anggukan kepala dengan tatapan penuh ragu. Mulailah Kabayan memperbaiki motor tersebut tanpa menghiraukan keraguan yang terpancar dari banyak mata.
Diluar dugaan ternyata hanya butuh sedikit durasi bagi Kabayan untuk memperbaiki motor tersebut. Hal itu mengejutkan semua perhatian yang telah lama tertuju. Spontan sang guru berkata “Tak kusangka engkau mempunya potensi !“ ujar pak guru “ ah.. jangan berlebihan pak, saya hanya belajar di bengkel kampung pak !” jawab kabayan sembari senyum tersipu malu.
Motor hidup kembali, Perjalanan rombongan pun terus di lanjutkan, namun kejadian itu mengundang deretan tanya di benak-benak kawanan kabayan ;
- Mengapa kemampuan sikabayan yang tidak ber-Ijazah SMK Otomotif, Bisa lebih baik dibanding si Unyil yang ber-Ijazah SMK Otomotif ?
- Mengapa Pemerintahan Negeri Mimpi atau perusahaan selalu lebih percaya pada Ijazah ketimbang kompetensi realita tatkala penjaringan Tenaga Kerja ?
- Kalaulah semua Lembaga Pendidikan di Negeri Mimpi memikili kurikulum dan SDM yang handal, lalu bengkel kampung itu mempunyai kurikulum ?
Setelah acara usai beberapa pekan, dengan kejujurannya si kabayan di percaya membuka cabang usaha bengkel untuk belajar mandiri, peluang itu menghantarkan kaderisasi ilmu otomotif pada orang-orang yang tak memiliki kesempatan yang sama dengan dirinya untuk melanjutkan pada jenjang pendidikan formal.
Pembaca yang budiman, beruntunglah kisah tadi hanya terjadi di Negeri Mimpi tepatnya di Kota Fatamorgana. Cerita tadi bukanlah realita di bumi pertiwi kebanggan kita, yang “konon” dengan APBN dan APBD-nya telah Fokus meningkatkan kualitas pendidikan dengan konsentrasi anggaran lebih dari 20%.
Namun terlepas dari kemiripan, kebenaran atau salah-nya cerita tadi, setidaknya menjadi motivasi kaum terpelajar untuk mendapat mutu pendidikan yang lebih baik. Boleh kita akui atau sanggah bersama, memang banyak saudara kita yang berprestasi melalui pendidikan formal. Akan tetapi patut kita ketahui dan kita akui, tidak sedikit saudara-saudara kita diluar sana mampu memiliki kompetensi tanpa mengenyam pendidikan formal. Alangkah lebih hebatnya apabila unyil mempunyai kemampuan lebih dari si kabayan dan itu merupakan tugas mulia semua kalangan.
Inilah secarik cerita sebagai “kado motivasi dari Negeri Mimpi”.
Kirimkan Karya Tulis anda ke kabarcianjur@gmail.com
Waw bagus pak cerita nya ....keren....inti nya yg brijazah tinggi jangan kalah potensi sama yg hanya berijazah smp...hehehe kitu sanes pak...
ReplyDeleteMotivasi yang luar biasa,,Ijin share di blog saya,
ReplyDeletehttp://abuyblogs.blogspot.com
Mohon ijin di Share di Blog Penulis
ReplyDeletehttp://catatanderyylc.blogspot.co.id