CIANJUR,[KC],- Dewan Kehormatan Penyelenggara Pemilu (DKPP) menerima laporan dugaan kecurangan pemilu legislatif (pileg) 2014. Tahap pertama, DKPP bakal menyidangkan empat perkara dugaan pelanggaran kode etik penyelenggara pemilu.
DKPP menerima delapan pengaduaan dugaan pelanggaran kode etik dari tanggal 25-28 April. Namun, tim verifikasi menyatakan hanya empat yang layak ditindaklanjuti melalui sidang kode etik dan sisanya ditolak (dismiss).
"Setelah kami melakukan verifikasi ada empat perkara pengaduan yang naik sidang. Sisanya dismiss atau ditolak," ujar Ketua Tim Verifikasi DKPP Nur Hidayat Sardini
Perkara pertama dengan teradu Ketua KPU Bengkayang dan pengadu Edy Sumartono, ketua Panwaslu Bengkayang. Pengadu mendalilkan bahwa pihaknya telah menemukan beberapa kotak suara Pemilu Legislatif di dalam mobil dinas ketua KPU Bengkayang.
"Berdasarkan yang kami terima, alat buktinya berupa foto dan isi SMS. Ini cukup bukti untuk disidangkan," lanjut mantan anggota Bawaslu ini.
Perkara kedua dan ketiga, teradu Ketua dan Anggota PPK Kecamatan Cianjur dan Ketua KPU Cianjur, dengan pengadu atas nama Lilis Boy dan Hedi Permadi Boy, keduanya merupakan caleg dari Partai Demokrat. Pokok aduan, petugas PPK diduga melakukan kecurangan dalam rekapitulasi suara Pemilu Legislatif.
Pokok Pengaduan lainnya, Ketua KPU Cianjur telah melaksanakan pleno rekapitulasi penghitungan hasil pleno PPK yang diduga kuat digelembungkan serta melaksanakan rekapitulasi tingkat KPU secara tertutup.
Terakhir, Asep Hendra Maulana dari Forum Masyarakat Peduli Pemilu Jujur dan Adil melaporkan ketua dan empat anggota KPU Kabupaten Bandung Barat. Para teradu diduga tidak melaksanakan rekomendasi Panwaslu Kabupaten Bandung dan saksi yang mengajukan keberatan saat rekapitulasi penghitungan suara.
"Alat buktinya, rekomendasi dari Panwaslu Bandung Barat, C1 dari semua dapil, D1 dari semua dapil dan C1 asli berhologram TPS 01 Sidangkerta Kabupaten Bandung Barat," jelas Nur Hidayat. [KC.03/Gat]***
