CIANJUR, [KC].- Iklim investasi di Kabupaten Cianjur pada triwulan pertama
tahun 2015 ini cenderung mengalami penurunan. Hal itu tidak terlepas
dampak dari fluktuasinya dolas AS atas nilai rupiah yang terjadi pada
beberapa bulan terakhir.
Kepala Badan Pelayanan Perizinan Terpadu dan Penanaman Modal (BPPT-PM)
Kabupaten Cianjur Endang Suhendar membenarkan turunnya investasi di
kabupaten Cianjur pada triwulan pertama tahun 2015. Berbagai faktor
diduga menjadi penyebab investor enggan untuk berinvestasi.
"Sepertinya saat ini investor lebih memilih wait and see. Melihat
perkembangan ekonomi yang terjadi. Apalagi dampak kenaikan nilai tukar
rupiah terhadap dolar, sepertinya sangat besar berpengaruh terhadap
investasi," kata Endang saat dihubungi Jum'at (17/4/2015).
Endang mengungkapkan, pihaknya hanya bisa berharap kondisi ekonomi bisa
kembali berjalan normal. Sehingga investasi di Cianjur bisa kembali
menggeliat. Diakui Endang, banyaknya investasi di Cianjur sangat
berdampak pada jumlah pengangguran yang ada. Seiring dengan maraknya
investasi, lambat laun jumlah pengangguran semakin menurun.
"Kurun waktu lima tahun terakhir jumlah warga Cianjur yang berangkat
menjadi TKI terus menurun. Itu tidak terlepas dengan banyaknya
kesempatan bekerja di Cianjur. Mereka lebih memilih menjadi tenaga kerja
lokal dari pada harus menjadi TKI. Toh upahnya juga tidak jauh
berbeda," katanya.
Dengan semakin banyaknya investasi di Cianjur diharapkan masyarakat
lebih memiliki kesempatan untuk bekerja. "Target kita ingin memberikan
kesempatan seluas-luasnya kepada masyarakat untuk bekerja di daerahnya
sendiri. Buat apa pergi keluar daerah, lebih baik didaerahnya sendiri,"
tegasnya.
HRD Aurora RA. Zulkarnaen mengungkapkan, dampak dari fluktuasi nilai
tukar rupiah sangat dirasakan bagi produksi perusahaanya. Omset
produksipun mengalami penurunan sehingga berdampak pada karyawan.
"Dua bulan terakhir produksi mengalami penurunan. Terpaksa kita harus
melakukan siasat agar tidak terjadi pengurangan karyawan. Kalau biasanya
suka lembur, kita efisiensikan lembur bisa ditekan demikian juga jika
biasanya mesin penuh dan ini ada yang kosong kita tidak tambah
karyawan," kata Zulkarnaen saat ditemui di kantornya.
Turunya produksi kata Zulkarnaen juga diakibatkan sepinya pemesanan
barang. "Barang kita ini semuanya ekspor ke eropa, dan Amerika. Saat ini
sepi pemesanan, Otomatis produksi juga mengalami penurunan. Kami
berharap kondisi seperti ini bisa kembali normal seperti biasa," katanya [KC-02]**.
Comments0
Terima Kasih atas saran, masukan, dan komentar anda.