Ketiga korban yang meninggal akibat miras oplosan tersebut adalah Doni Sunarya (31), Dogol (22) dan Atep (24). Sedangkan tiga korban lainnya yang masih selamat adalah Jeka, Ridwan Taufik, dan Nyanyang. Karena kondisinya dianggap telah membaik, Nyanyang dan Jeka diperbolehkan menjalani rawat jalan oleh pihak rumah sakit.
Menurut penuturan salah satu korban selamat, Ridwan Taufik (19), kejadian bermula saat ia dan teman-temanya pada Jum'at (1/5/2015) siang membeli miras 4 botol disalah satu warung jamu didaerah Cipeuyeum Ciranjang. Miras tersebut kemudian dioplos lagi dengan minuman penambah stamina. Setelah itu baru diminum secara bergiliran.
Hanya saja ketika miras oplosan sudah habis dan tidak dirasakan dampaknya, mereka kembali membeli 4 botol miras oplosan. "Kami bersama-sama terus minum dari siang hingga malam. Sampai menghabiskan 8 botol miras," kata Ridwan ketika ditemui di RSUD Cianjur, Minggu (3/5/2015).
Ia mengakui, seringkali membeli miras dari warung jamu didaerah Cipeuyeum itu lantaran harganya lebih murah dibandingkan dengan ditempat lain. Satu motol miras yang biasanya diharga Rp120 ribu, di warung jamu tersebut hanya seharga Rp 39 ribu. Ia pun mengaku tidak curiga, saat membli miras harganya jauh lebih murah. "Karena harganya terbilang murah, kami sering beli miras dari warung jamu itu.," katanya.
Selang satu hari usai menenggak miras oplosan, Ridwan dan kawan-kawannya yang lain mulai merasakan efeknya. Tiga kawannya meninggal dunia karena tidak tertolong oleh tim medis. "Efeknya tidak langsung, selang sehari tiba-tiba pusing, mual dan badan terasa seperti terbakar, pokoknya sakitnya sulit dibayangkan," katanya.
Meski selamat dari maut, Ridwan yang kini masih menjalani penanganan medis di RSUD Cianjur itu mengaku masih seringkali merasa mual. Bahkan ia mengalami rabun dikedua matanya. "Pandangan kedua mata saya masih buram. Perut saya juga masih terasa sangat mual," paparnya.
Sementara, salah satu anggota Tim Forensik RSUD Cianjur, Sony Irawan, mengungkapkan, hasil dari pemeriksaan terhadap korban miras, ditengarai bahwa para korban mengalami keracunan akibat intosikasi alkohol. Sehingga mengakibatkan daya tahan tubuh semakin melemah. "Dari diagnosa korban mengalami intoksikasi alkohol," jelasnya.
Sayangnya saat akan dilakukan pemeriksaan lebih lanjut, terhadap korban yang meninggal dunia, pihak keluarga tidak mengijinkan. "Saat kami akan lakukan visum luar, keluarga langsung menolak dengan alasan akan segera menguburkan. Kami tidak bisa memaksanya," kata Sony.
Kapolsek Ciranjang, Kompol Asep Setiawan dihubungi terpisah mengungkapkan, sekitar pukul 04.00 WIB, Minggu (3/5/2015), ia mendapatkan laporan adanya warga Ciranjang yang mengalami sakit. Ternyata setelah dipastikan, warga yang sakit tersebut terkait dengan korban miras oplosan.
"Korban miras oplosan itu ada yang dibawa ke Puskesmas, ada yang ke Rumahsakit. Kami berupaya mendatangi para korban yang ternyata korban meninggal sudah mulai dimakamkan," kata kapolsek.
Kerja cepatnya itu akhirnya berhasil mengamankan barang bukti berupa 4 botol kosong minuman keras, 4 botol kosong minuman penambah energi, dua bungkus rokok keretek dan satu strip obat generik yang diduga bekas para korban miras.
"Hasil dari olah TKP yang kami lakukan, kami berkesimpulan dan juga didukung pernyataan dokter bahwa korban-korban itu meninggal karena keracunan. Namun, sebelumnya, mereka sudah mengambil tindakan sendiri-sendiri untuk berobat. Kami juga masih terus dalami masalah miras oplosan ini," ujarnya. [KC-02]**.
Sent from my BlackBerry® smartphone from Sinyal Bagus XL, Nyambung Teruuusss...!
