Kepala Dinaas Peternakan Perikanan dan Kelautan Kabupaten Cianjur, Djoni Rozali melalui Seksi Bina Kesehatan Ikan dan Hewan Dinas Peternakan Perikanan dan Kelautan Kabupaten Cianjur, Agung Rianto, mengatakan, pengawasan hewan kurban akan dilakuakn dengan menugaskan staf khusus yang akan rutin memeriksa hewan di tempat penjulan hewan.
"Pengawas oleh petugas akan secara ruitn dilakukan, setiap hewan akan diperiksa secara baik, sehingga terpantau kondisinya," katanya.
Menurutnya, pemantauan dilakuakan untuk mengantisipasi penjualan hewan kurban yang mengidap penyakit, serta sapi gelonggongan yang biasanya marak terjadi saat menjelang Idul Adha.
"Kadang ada saja penjual yang nakal, menjual sapi yang sedang sakit. Padahal dalam aturannya jelas tidak boleh. Apabila ada maka kami tegur dulu, baru jika masih melakukan hal yang sama, akan ditindak secara tegas," katanya.
Ditegaskan, peredaran hewan kurban yang mengalami penyakit berbahaya seperti sapi gila hingga saat ini belum terjadi di Cianjur. Terakhir kali ada, itupun hampir masuk ke Cianjur, lantaran sudah diperiksa di kota sebelumnya.
"Sekitar dua tahun lalu ada, tapi itupun baru mau masuk. Yang mau dikirim ke Cianjur, tapi sudah kena tangkap petugas di kota lain itu," jelasnya.
Menurutnya, hewan kurban yang sedang sakit memiliki ciri khusus, dimana hewan lebih banyak diam dan tidak nafsu makan. Untuk mengobatinya pun cukup diberi vitamin khusus.
"Para pembeli hewan kurban harus teliti, jika melihat hewan sakit sebaiknya jangan. Demikian juga jika kondisinya tidak layak atau sedikit aneh, maka laporkan, kami akan periksa. Apabila ada penyakit berbahaya maka akan diamankan, supaya tidak menyebar," tegasnya [KC-02/is]**
